Sabtu, 01 Maret 2014

Karya

Edisi kulsap ke-3 di ODOJ MITI MJR-SJS (kulsap ke-2 merupakan tulisan lama di blog ini)

Sebenarnya ini pernah dibahas sebelumnya, tapi karena menarik saya akan bahas lagi.

Apakah ada yg tahu "the dark knight"? Ini berkisah terkait pertarungan antar jocker dan batman. Dua karakter tokoh ini ada satu kemiripannya yg akan diuraikan. Di dalam movie tersebut kita bisa melihat suatu adegan dimana jocker membakar uang bagiannya yg diberikan ke dia. Kita akan bertanya kenapa jocker membakar uangnya? Jawabannya adalah karena jocker ga butuh uang tapi dia butuh kekacauan di kota yg dianggapnya sebuah karya. Selanjutnya, di akhir movie, batman mempunyai peluang dianggap sebagai hero yg untuk menghentikan kejahatan jocker. Tapi yg dilakukan batman adalah dia tidak mau dianggap hero dan dialihkannya kepada temannya yg telah tewas sebagai hero yg menyelamatkan kota tersebut dan akhirnya batman menjadi the most wanted person oleh polisi. Batman hanya ingin berkarya untuk menciptakan kedamaian di kota. 

Dari cuplikan cerita diatas kita bisa melihat kesamaan jocker dan batman adalah ingin berkarya. Tapi pertanyaannya apakah kita mau hasilkan karya seperti karya jocker atau batman. Coba kita melihat hadis rasullah saw yg intinya mengatakan bahwa sebaik2nya manusia adalah yg paling bermanfaat bagi orang lain (HR Ahmad). Dari hadis ini bisa kita lihat kita diarahkan seperti batman yg menghasilkan karya yg bermanfaat bagi banyak orang.

Hal ini menarik dibahas dikarenakan coba kita lihat hadis rasullah saw: "jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali tiga perkara, sedakah jariyah (wakaf), ilmu yg bermanfaat dan anak sholeh yg berdoa kepadanya." (HR. Muslim). Dari hadis tersebut kita lihat bahwa ketiga itu merupakan karya. Ketika kita punya ilmu, lalu ilmunya kita gunakan untuk banyak umat maka akan menjadi karya atau ilmunya diajarkan ke lain dan anak didik kita bisa berprestasi maka itu juga karya. Anak sholeh juga merupakan investasi karya kita dalam mendidik anak serta sedekah jariyah adalah karya kita setelah kita bekerja dan memberikan penghasilan hasil kerja kita untul sedekah jariyah.

Banyak orang bercita2 ingin menjadi kaya. Tapi sebaiknya kita jadikan kaya itu side effect. Kita harus punya mimpi karya apa yg ingin kita hasilkan dan kaya adalah langkah yg kita dapatkan. Rich is not main target but it's only side effect. Sama halnya ketika kita kuliah untuk dapat ilmu, tidak sedikit orang melakukan kecurangan akademik agar bisa dapat ip tinggi. Ingat yg kita ambil adalah ilmu bukan hanya ip. GPA is not main target but it's only side effect. Jika kita belajar dan paham maka sunatullah lah kita akan dapat IP tinggi.

Coba kita renungkan kembali, apakah Allah memerintahkan kita untuk menjadi kaya? Atau menjadi orang yg punya IP tinggi? Tapi Allah memerintahkan agar kita mengeluarkan zakat, menyatuni anak yatim sampai kita disuruh untuk menjadi orang2 yg berilmu. Hal ini yg memberikan landasan ketika membuat suatu visi suatu tim akademis di sini. Visi tersebut adalah menciptakan orang2 yg berpendidikan yg selanjutnya akan siap berkarya. Dan disingkat dalam logonya dgn dua kata utama: berkarya dan berpendidikan. Kita perlu untuk berilmu agar bisa menciptakan karya yg bermanfaat. Semoga kita adalah bagian orang2 yg menjadi agen yg siap berkarya bagi banyak orang. 

Sample Metode Edukasi

Edisi kulsap mendadak di ODOJ MITI MJR-SJS

Kulsap terkait pelajaran yg dapat di kelas seorang prof MIT
Disclaimer: bisa jadi ini bukan kesimpulan karena saya hanya ambil sample dua prof MIT ketika mengajar yaitu prof walter lewin (physic department dari youtube) dan prof michael s. Starno (chemical engineering department ketika short course class di skku).
Pertama saya ingin menjelaskan terkait metode prof lewin mengajarkan fisika di kelas. Saya sangat terkesan metode dia mengajar di kelas. Saya malah merasa tambah cinta dgn fisika karena dia berhasil membuat fisika itu jadi fun dgn menggabungkan antara teori dan praktek secara langsung di kelas. Kita jadi punya gambaran terkait fisika. Beliau juga sering memberikan jenaka di kelas agar kelas menjadi hidup. Pelajaran yg saya dapat dari prof lewin adalah fisika itu akan menjadi mengasyikan ketika kita bisa mengimajinasi rumus fisika itu ke dunia real. Dan beliau mempraktekan metode yg menyenangkan menjelaskan fisika dasar di kelas. Slogan beliau adlah physic save my life.

kedua, saya ingin share terkait kesan di kelas prof starno, agak berbeda sedikit dgn prof lewin yg lebih dominan satu arah, prof starno mengajak student untuk berperan aktif dalam kelas. Hal menarik adalah dia tdk pernah bilang di kelas dgn perkataan: no, you are wrong atau no, you are stupid atau sejenisnya malah saya sering dengar dia bilang excellent, its great question, its good, its true dsb. Dia selalu menggunakan kalimat positif, malah diakhir kelas dia bilang ke semuanya: you are smart student (padahal saya ga smart2 amat kali, hehehe). Hal menarik yg lain adalah materi kuliahnya yg up date. Sebagian besar isinya dari journal paper yg notabene adalah penemuan terkini. Jadi studentnya diajak berpikir atas isu terkini di dunia riset sesuai topik pembahasannya. Wajar aja mereka sering publikasi karena diajak untuk inovasi.

Ketiga, ini tidk berkaitan dgn MIT tapi ini berkaitan dgn pengalaman saya ketika ikut america physics society spring meeting tahun 2010. Saya mendengarkan suatu presentasi suatu ruangan. Peraturan aps meeting sangat ketat, waktu kita presentasi hanya 10 menit termasuk jika ada kendala teknis. Ga ada alasan minta tambah waktu karena banyaknya paper yg dipresentasi. Jadi saya melihat seorang graduate student mengalami kendala teknis yaitu laptopnya ga terdeteksi oleh projektor, sehingga dia kehilangan sekitar 2 sampai 3 menit. Dia tetap presentasi dalam kondisi terdesak. Dan dia dapat satu pertanyaan saja. Yg menarik adalah ketika dia duduk kembali, supervisor nya bilang ke dia, you did excellent job in bad time (soalnya waktunya terpotong banyak). Tapi berbeda yg saya alami, ketika presentasi. Saya tidak mengalami kendala, dan ada tiga pertanyaan saya terima dan semua saya jawab dgn benar dan malah salah satu penanya adalah seorang prof yg bertanya terkait konsep teori nya. Tetapi prof saya cuma berkomentar you are good in presentation but no excellent, hiks hiks hiks .

Dari kisah ini, ada poin utama yg saya dapat yaitu persepsi. Sample yg saya temukan terkait prof di usa, mereka bisa mengubah persepsi yg gagal atau susah menjadi bagus dgn cara metodenya yaitu dgn menggunakan kalimat positif atau metode nya. Sampai saat ini saya blm berhasil menerapkan strategi persepsi ini. Kemarin saya bilang, salah satu pr kita bagaimana mengubah persepsi aktivis identik dgn ip rendah diganti dgn persepsi aktivis dgn ipk diatas tiga. 

Peran Ilmu

Edisi Kulsap 1 di ODOJ MITI MJR-SJS

Bismillahirahmanirahim
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yg berakal" (ali imran ayat 190)

"Dan tidak Kami ciptakan langit dan bumi dan segala sesuatu yg ada di antara keduanya dengan bermain-main" (al-anbiya ayat 16)

"Agar Dia mengetahui, bahwa rasul-rasul itu sungguh, telah menyampaikan risalah Tuhannya, sedang (ilmu Nya) meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu." (Al-jin ayat 28)

Kita ketahui bahwa semua ilmu di bumi dan langit adalah milik Allah SWT. Ilmu tersebut ada dua bagian, ilmu yg diturunkan secara khusus ke rasullah berupa wahyu dalam Al quran atau sering disebut ayat qauliyah serta kita yakini sebagai kebenaran mutlak dan ilmu secara umum berupa ilham yg di temukan di bumi dan langit yg sering disebut ayat qauniyah serta kita yakini sebagai kebenaran empirik.

Dari ketiga ayat di awal, kita bisa mengetahui bahwa Allah menciptakan langit dan bumi itu dengan perhitungan yg baik. Lalu manusia berusaha untuk berpikir dan membuktikan ayat qauniyah secara empirik. 

Saya mencoba mengajak kita untuk berpikir pertama terkait perdebatan antara Einsten dengan Bohr terkait quantum mechanic theory. Sebagai informasi di era tahun 1920-an, para ilmuwan fisika berdebat terkait penjelasan quantum mechanic. Perdebatan itu berupa penentuan lokasi photon atau elektron (microscopic scale)yg ditentukan dengan theory statistic (uncertainty pricinple) dan pendapat yg lain mengatakan seharusnya deterministic penentuan lokasinya. Saya tidak akan menjelaskan lebih detail perdebatannya, secara singkat Einstein tdk setuju dgn uncertainty principle. Yg menarik adalah dia menulis surat ke max Born yg isinya "I, at any rate, am convinced that He (God) does not throw dice."
Hal yg menarik dari tulisan itu adalah ketika ilmuwan sudah kesulitan mencari model apa yg cocok menggambarkan suatu phenomena alam (ayat qauniyah) dan mereka sadari bahwa itu adalah ciptaan Allah, hal itu bisa kita lihat pernyataan Einstein untuk menolak uncertainty principle dgn mengatakan Tuhan tidak bermain dadu(coba lihat kembali al anbiya ayat 16). Maha besar Allah yg menciptakan fenomena di microscopic scale sedemikian rupa bahkan manusia cukup kesulitan membuat modelnya.

Yg kedua yg akan saya bahas adalah terkait higgs boson atau higgs particle. Higgs boson secara theory sudah ditemukan pada tahun 1964. Tetapi secara eksperimental ditemukan di tahun 2012 dan meraih noble prize bidang fisika tahun 2013. Mungkin tahun 2012 penemuan ini sangat heboh tapi hebohnya bukan dengan nama higgs boson atau higgs particle melainkan dengan nama God particle. Sebenarnya sebutan God particle itu datang dari media yg diplesetin dari goddamn particle (karena particle nya susah ditemukan). Nah yg menarik ketika disebut God particle ini membuat dua kubu berkomentar yaitu kubu A dan kubu B. Kubu A mengatakan penemuan higgs boson ini membuktikan bahwa semua yg tercipta ini terjadi secara alami tanpa bantuan Allah. Di lain pihak kubu B merasa God particle ini adalah suatu konspirasi ilmuwan untuk mengajak berpikir atheis. Karena saya lihat ada kontraversi dgn higgs bosson ini, saya mencoba mempelajari higgs boson ini yg sebenarnya ini mainannya ilmuwan di particle physics. Ternyata saya malah berpikiran penemuan ini menunjukan kebesaran Allah. Saya akan coba jelaskan singkat. Tubuh kita terdiri dari berbagai organ, organ itu merupakan kumpulan jaringan yg pendek ceritanya tubuh kita terdiri berbagai molekul. Atom bersatu membentuk molekul dikarenakan adanya gaya interaksi antar atom seperti covalent bond, atau ionic bond atau van der wall bond dsb. Atom terdiri dari inti atom dan elektron. Elektron merupakan partikel dasar yg mengelilingi inti atom, elektron bergerak dengan teratur karena adanya gaya dgn inti atom. Inti atom terdiri dari proton dan neutron, proton dan neutron terdiri dari quarks up dan quarks down. Quarks ini merupakan partikel dasar. Pada umumnya partikel dasar tidak bermasa (massless), karena adanya higgs field menjadikan partikel dasar itu bermasa. Sama analoginya seperti berat manusia, berat manusia itu ada dikarenakan adanya gravitational field (coba banyangkan di luar angkasa, kita melayang seolah2 ga berat). Kunci utama itu adalah higgs field. Penemuan higgs boson ini membuktikan bahwa adanya higgs field ini. Jika higgs field ini ga ada maka atom tidak ada, elektron akan pergi dari inti atom dengan kecepatan cahaya sehingga tidak ada lagi gaya antar atom dan tidak akan terbentuk molekul dan materi di muka bumi ini tidak terjadi begitu juga manusia. Saya rasa perlu dibuat kubu baru yaitu kubu C yg berpikir bahwa maha besarnya Allah yg menciptakan higgs field ini sehingga terjadilah langit dan bumi (baca kembali Al jin ayat 28 dan Ali imran ayat 190).

Tambahan hipotesa (oot),dari penjelasn higgs boson ini, saya merasa phenomena transformasi suatu materi ke ruang lain dalam waktu cepat itu memungkinkan. Pernah lihat power ranger dimana setiap personalnya bisa berpindah ke tempat lain dengan berubah jadi cahaya dulu lalu berubah menjadi materi lagi dengan waktu yg cepat walaupun jaraknya jauh? Saya rasa memungkinkan ketika kita menghilangkan higgs field pada inti atom sehingga elektron di sekitar atom akan terbang meninggalkan inti atom dgn kecepatan cahaya dan selanjutnya menciptakan higgs field itu kembali apabila berada di lokasi yg diinginkan. Hal ini mengingatkan saya dengan peristiwa isra mikraj perjalanan rasullah menjumpai Allah yg hanya dilakukan dalam satu malam. Memungkinkan kah? Berdasarkan hipotesa ini memungkinkan, tapi saya percaya bahwa isra mikraj itu terjadi karena ada dalam Al quran yang merupakan kebenaran mutlak. Apabila kebenaran empirik memberikan hasil yg sesuai, menurut saya itu merupakan sunatullah. Sungguh besar ciptaan Allah sampai kebeneran empirik belum selesai menjelaskan semua kebesaran Allah.

Semoga kulsap ini menguatkan kita beribadah sebagai rasa syukur kita kepada Allah atas ciptaannya yg ada di langit dan di bumi sampai microscopic scale.

Wallahu'alam

Selasa, 03 Januari 2012

1 Tahun Universitas Terbuka cabang Korea: Berkarya dan Berpendidikan

Minggu 1 Januari 2012 ini menjadi hari yang sangat spesial bagi sebagian Masyarakat Indonesia di Korea Selatan. Bukan hanya karena momen tahun baru yang tentunya selalu membawa angin segar perubahan namun juga dikarenakan, hari tersebut diselenggarakannya syukuran atas berlangsungnya satu tahun penyelenggaraan Universitas Terbuka cabang Korea Selatan (UT Korea). UT Korea yang diikuti oleh para Tenaga Kerja Indonesia di Korea saat ini diikuti tidak kurang dari 200 Mahasiswa yang terbagi dalam tiga departemen: Ilmu Komunikasi, Manajamen dan Bahasa Inggris.

UT Korea yang dimotori oleh Persatuan Pelajar Indonesia di Korea (PERPIKA), tepatnya pada 12 Desember 2010 lalu, PERPIKA ‘memberanikan diri’ untuk menyelenggarakan, mengelola dan mengurus segala urusan administrasi para Mahasiswa UT Korea. Di awal-awal, keberanian ini cukup disangsikan banyak pihak terkait para Pengurus UT Korea yang sebagian besar adalah para Mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Korea Selatan memiliki kesibukan dan tanggung jawab studi/riset di kampus masing-masing. Hal ini pun juga ditambah oleh beban budaya Korea yang sangat disiplin dan gila kerja (workaholic). Namun begitu, waktu satu tahun yang dilewati ini menjawab sedikit demi sedikit atas keraguan tersebut.

Di awal pengelolaan, para Pengurus UT dapat dibilang cukup kewalahan karena baru mengenal sistem administrasi dan pengelolaan para Mahasiswa, yang ternyata sangat antusias untuk mendaftar menjadi Mahasiswa UT Korea. Pada saat awal diuka, lebih dari 100 Mahasiswa mendaftar di UT Korea. Perihal dan permasalahan seperti: pengiriman ratusan buku yang menjadi modul ajar, pelaksanaan kuliah secara online dan tatap muka, sistem penggajian bagi para Tutor, sistem penilaian dan ujian, semuanya ternyata mengasah para Pengurus, Tutor dan para Mahasiswa UT Korea untuk terus memperbaiki sistem yang ada secara bersama. Alhasil, dalam pemaparan di acara HUT UT Korea tersebut para Pengurus saat ini menunjukkan perbaikan sistem pengelolaan UT Korea dengan menghadirkan dua situs yaitu ‘UT Korea’ dan ‘Portal Akademik UT Korea’ yang nantinya akan menjadi sistem terintegrasi pengelolaan seluruh urusan administrasi UT Korea.

Hal yang menarik lainnya, di acara hari ulang tahun pertama UT Korea tersebut juga menunjukkan adanya potensi UT Korea ini bisa berkontribusi dan memberi solusi atas permasalahan bangsa yang ada saat ini. Dalam survey yang dirilis dalam sesi Talk Show di acara tersebut dipaparkan, dengan persebaran asal Mahasiswa UT Korea yang beragam di seluruh Indonesia, tabungan hasil kerja yang dapat dijadikan modal dari hasil bekerja selama berada di Korea dan potensi akan efektivitasnya program UT Korea bagi para Mahasiswanya dalam meningkatkan kualitas pendidikan, pola fikir dan dalam menganalisa masalah, ‘Alumni UT Korea’ dapat menjadi benih subur yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia yang dapat menggerakan perekonomian, perbaikan strata sosial serta peningkatan kualitas kehidupan.

Di saat penyelenggaran syukuran satu tahun program UT Korea, para Pengurus dan Tutor UT Korea dibuat cukup terharu dengan adanya beberapa persembahan (performance) berupa puisi dan lagu mars UT Korea yg dibuat sendiri oleh mahasiswa UT Korea. Persembahan itupun mendapatkan apresiasi dari hadirin yang hadir berupa standing ovation. Persembahan acara tersebut seperti mengungkapkan rasa terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada mereka untuk bisa merasakan pendidikan tinggi dalam program UT Korea ini. Tak dipungkiri, semangat dan motivasi para Mahasiswa UT Koreapun juga terbungkus dalam motto UT Korea dan juga menjadi tema hari itu: berkarya dan berpendidikan.

*Penulis:

Andy Tirta, Mahasiswa Doktoral di Yeungnam University, Korea Selatan. Andy adalah salah satu Tutor di Departemen Ilmu Komunikasi UT Korea.

Hadi Teguh Yudistira, Mahasiswa Doktoral di Konkuk University, Korea Selatan. Saat ini, Hadi juga menjabat sebagai Koordinator UT Korea.


Tambahan:

Video: Mars UT Korea dan Puisi

Jumat, 19 Agustus 2011

Universitas Terbuka (UT) Korea sebagai Miniatur Pengelolaan Universitas

Sebuah tulisan yang dibuat untuk melengkapi berkas UT award 2011
-----------------------------

Universitas Terbuka (UT) Korea sebagai Miniatur Pengelolaan Universitas

Kebutuhan adanya program Universitas Terbuka Korea (UT Korea) telah ada sejak sekitar tiga tahun lalu. Tetapi belum ada yang bersedia untuk menerima tugas pengelolaan UT Korea. Pada akhir tahun 2009, Persatuan Pelajar Indonesia di Korea (Perpika) membentuk tim penyelenggara UT Korea. Setelah satu tahun kemudian, pada tanggal 12 Desember 2010 diadakan sosialisasi UT di gedung serba guna KBRI Seoul yang diisi oleh Pembantu Rektor 4 UT, pak Gorky Sembiring. Paska sosialisasi UT di KBRI Seoul, tim UT Korea segera melakukan konsolidasi tim pengelola yang diamanahi sebagai pokjar di Korea Selatan.

Dengan waktu yang singkat yaitu sekitar 2 bulan, tim UT Korea melakukan pembenahan secara struktur walaupun dengan pengalaman yang sedikit dalam pengurusan struktur akademik. Dalam struktur UT Korea diputuskan struktur sebagai berikut:

Ketua/Koordinator umum : Hadi Teguh Yudistira

Koordinator registrasi mahasiswa : Viny

Koordinator tutor : Mutiara Baby

Koordinator humas dan informasi : Hasrul Ma’aruf

Koordinator peralatan dan tempat : Iman Prayudi

Bendehara : Dwi Hestiningsih

Pada struktur tersebut, tugas masing-masing struktur memiliki fungsi yang hampir sama dengan struktural di universitas. Koordinator tutor memiliki tugas yang hampir sama dengan tugas dari pembantu rektor 1, bendehara memiliki tugas yang hampir sama dengan tugas dari pembantu rektor 2, koordinator registrasi mahasiswa yang memiliki tugas yang hampir sama dengan tugas dari pembantu rektor 3 serta koordinator humas dan informasi yang memiliki tugas yang hampir sama pembantu rektor 4 yang membantu mencarikan koordinator wilayah dari setiap organisasi tenaga kerja Indonesia.

Dalam penyelenggaraannya dua personal koordinator mengundurkan diri dari posisinya yaitu koordinator registrasi mahasiswa dan koordinator peralatan dan tempat. Awalnya tugas dari koordinator registrasi mahasiswa dipegang oleh koordinator tutor dan koordinator peralatan dan tempat dipegang rangkap oleh ketua/ koordinator umum. Pada awalnya tugas awal tugas koordinator registrasi mahasiswa pada saat regsitrasi mahasiswa dibantu oleh seluruh pengurus UT Korea. Sebelum formulir dikirim ke Jakarta, pengurus UT Korea mendata mahasiswa UT korea dengan mencari informasi nama, NIM, jurusan dan lokasi/ wilayah registrasi. Sebagai informasi, untuk mempermudah pengurusan UT Korea, pengurus UT Korea melakukan pendaftaran sesuai wilayah. Wilayahnya adalah Guro, Ansan, Cheonan, Daejon dan Daegu, dan pasa semester selanjutnya dikembangkan menjadi Guro, Ujiongbu, Ansan, Cheonan, Daejon, Daegu dan Busan. Dari wilayah-wilayah tersebut, pengurus UT Korea membagi atas dua yaitu Korea Selatan bagian utara yang terdiri dari Guro, Ujiongbu, Ansan, Cheonan dan Daejon. Korea Selatan bagian selatan yang terdiri dari daegu dan Busan. Pembagian dua wilayah ini untuk mebantu membuka kelas serta lokasi ujiannya. Data-data mahasiswa tersebut, disimpan di google docs dengan tujuan agar setiap pengurus bisa melihat data tersebut secara on line.

Tetapi dalam proses berjalannya semester awal, ternyata koordinator tutor tidak bisa menerima tugas yang dimiliki oleh koordinator registrasi mahasiswa sehingga tugas ini dipegang oleh ketua/koordinator umum UT Korea. Di dalam pelaksanaannya tugas koordinator peralatan dan tempat yang dipegang oleh ketua/koordinator umum dibantu oleh mahasiswa UT. Hal ini menjadi kesepakatan ketika UT Korea mengadakan kuliah umum yang diisi oleh bu Nadia Sri Damajanti. Pada saat kuliah umum diambil kesepakatan bahwa terkait pengurusan keuangan tempat serta akomodasi tutor menuju kelas akan diurus oleh masing-masing kelas bukan diurus oleh pengurus UT Korea. Dengan adanya kesepakatan itu, tugas koordinator peralatan dan tempat telah berkurang.

Di awal masa akan dilaksanakan tutorial tatap muka, pengurus UT Korea melakukan rapat koordinasi secara on line melalui skype di malam hari pada setiap minggunya. Rapat koordinasi pengurus ini bertujuan melihat kesiapan penyelengaraan perdana proses belajar mengajar UT Korea. Yang menjadi unik dari pengurus UT Korea ini adalah semuanya merupakan mahasiswa Indonesia yang belajar di Korea baik jenjang S1, S2, serta S3. Di tengah kesibukan menjadi mahasiswa di Korea, para pengurus berusaha memberikan sebagain waktunya di malam hari untuk rapat koordinasi melalui skype atau di akhir pecan untuk rapat koordinasi secara tatap muka. Para pengurus biasanya mencari tempat yang bersifat gratis untuk bisa rapat koordinasi secara tatap muka. Tempat-tempat yang telah dijadikan pengurus untuk rapat koordinasi adalah kafe, rumah salah satu pengurus serta daerah santai kampus suatu universitas.

Selain rapat koordinasi pengurus, di UT Korea juga telah menjalankan rapat koordinasi evaluasi akademik mahasiswa. Rapat koordinasi evaluasi akademik mahasiswa ini dihadiri oleh para pengurus UT Korea dan juga para tutor UT Korea. Rapat koordinasi evaluasi akademik mahasiswa ini bertujuan untuk memperhatikan kondisi mahasiswa baik kehadiran maupun kondisi kelas ketika tutorial tatap muka serta membahas beberapa kendala di kelas. Rapat koordinasi evaluasi akademik ini bertujuan untuk membantu tugas koordinator registrasi mahasiswa serta tugas koordinator tutor untuk mengetahui kondisi akademik mahasiswa serta kondisi proses belajar mengajar di kelas. Selama delapan kali pertemuan tutorial tatap muka, rapat koordinasi evaluasi akademik telah dilaksanakan sebanyak empat kali.

Sebagai media membantu tugas dari koordinator humas dan informasi, UT Korea membuat tiga media informasi yaitu website, facebook groups serta mailing list (milist). Dari ketiga media tersebut, facebook group merupakan media efektif untuk menyampaikan beberapa informasi. Koordinator humas dan informasi mempunyai peran penting juga dalam membuka jaringan informasi kepada para koordinator wilayah mahasiswa UT.

Bendehara merupakan salah satu peran yang sangat penting di kepengurusan UT Korea. Hal ini dikarenakan dengan pengelolaan uang yang baik maka pihak mahasiswa UT akan mempercayai pengurus UT Korea. Di awal kepengurusan UT Korea, tidak sedikit para pengurus UT Korea mengorbankan uangnya untuk kepentingan operasional UT Korea. Hal ini dikarenakan diawal kepengurusan, UT korea tidak punya dana operasional. Tetapi dengan pekerjaan yang baik dari bendahara untuk melakukan pengingat pembayaran uang SPP dan uang operasional serta melakukan pembukuan keuangan yang baik, saat ini UT Korea mempunyai keuangan surplus. Sebagian dana surplus tersebut digunakan untuk membeli proyektor, webcam (dan peralatan yang mendukung UT Korea yg lain), hadiah penghargaan kepada mahasiswa yg berprestasi, dan sebagainya. Laporan keuangan UT Korea dilaporkan secara regular setiap semester sebelum penyelenggaran semester ajar yang baru.

Dengan adanya kerja sama yang baik antara pengurus UT korea, para tutor UT Korea serta mahasiswa UT korea, UT korea telah menghasilkan prestasi yang luar biasa. Di luar target dari pengurus di masa semester awal, pengurus hanya menargetkan mahasiswa UT Korea lulus sebanyak 50 %, ternyata prestasi yang terjadi lebih dari itu. Prestasi yang dilahirkan oleh UT Korea adalah mahasiswa UT Korea telah mengikuti festival internasional, satu karya tulis mahasiswa UT Korea yang masuk dalam kompetisi lomba karya tulis yang diselenggarai oleh Perpika, sekitar empat publikasi karya tulis ilmiah mahasiswa UT yang dimasukan ke dalam konferensi terbesar mahasiswa Indonesia di Korea, serta ada sekitar 10 % mahasiswa UT korea yang Indeks prestasinya di atas tiga. Prestasi ini diraih dikarenakan adanya sinergis kerja antara pengurus UT Korea, para tutor UT Korea serta mahasiswa UT Korea yang dimana walaupun mahasiswa UT Korea disibukan dengan aktifitas di pabrik masing-masing.

Dalam pencarian lokasi tempat ujian, pengurus UT Korea dibantu oleh mahasiswa UT korea. Pengurus UT Korea memutuskan diadakan dua lokasi untuk penyelenggaraan ujian UT Korea, yaitu daerah daegu dan ansan. Untuk lokasi ujian di daerah daegu, mahasiswa UT berhasil mendapatkan lokasi di gedung Samsung yang dipinjam melalui suatu lembaga departemen tenaga kerja Korea. Sedangkan daerah ansan telah berhasil menyewa ruangan di kampus universitas Hanyang di Ansan. Untuk mendapatkan ruangan tersebut pengurus UT Korea dibantu oleh Indonesia Community in Corea/Korea (ICC) yang selanjutnya mencoba meminta bantuan kepada pemerintah daerah kota Ansan. Melalui bantuan pemerintah daerah kota Ansan, maka ruangan di kampus universitas Hanyang dapat disewa.

Pada semester selanjutnya, ketua/koordinator umum UT Korea melakukan pembenahan ulang terhadap struktur kepengurusan UT Korea karena ada beberapa tugas yang masih dijabat rangkap oleh pengurus UT Korea sebelumnya. Salah satunya adalah tugas surat menyurat UT Korea dirangkap oleh bendehara dan dibantu oleh Ketua/Koordinator umum UT Korea. Berdasarkan analiasa kebutuhan, kepengurusan UT Korea menjadi:

Ketua/Koordinator umum : Hadi Teguh Yudistira

Koordinator akademik : Iwa Kartiwa

Koordinator mahasiswa : Pratama Eros

Koordinator tutor : Mutiara Baby

Koordinator humas dan informasi : Hasrul Ma’aruf

Bendehara : Dwi Hestiningsih

Sekretaris : Dina P.

Dimana tugas koordinator tutor, bendehara, koordinator mahasiswa serta koordinator humas dan informasi memiliki tugas yang hampir sama dengan tugas pembantu rektor 1, pembantu rektor 2, pembantu rektor 3 dan pembantu rektor 4 secara berurutan. Sedangkan tugas koordinator akademik adalah membantu tugas ketua/koordinator umum untuk mengkoordinasikan tugas-tugas koordinator mahasiswa dan koordinator tutor yang saling beririsan serta tugas sekretaris adalah untuk membuat surat keluar UT korea serta menyimpan data-data UT Korea.

Ketua/Koordinator Umum UT Korea

Hadi Teguh Yudistira

Senin, 23 Mei 2011

Dari Sini lah Kami Berbuat...

Menjadi tenaga kerja di luar negeri bisa jadi bukan menjadi suatu cita-cita seseorang. Tetapi menjadi tenaga kerja di luar negeri bisa jadi adalah potongan hidup seseorang untuk mencapai cita-cita yang lebih tinggi lagi. Hal ini lah yang saya lihat dalam diri rekan-rekan pekerja Indonesia di Korea. Mereka mempunyai keinginan suatu saat nanti mereka pulang ke Indonesia dengan modal yang cukup untuk melakukan perubahan dalam kehidupannya untuk mencapai cita-cita. Sungguh mulia misi mereka datang ke sini. Mereka ingin mencari uang sebanyak-banyaknya agar keluarga mereka di Indonesia bisa hidup dengan baik serta mereka bisa membawa kehidupannya ke arah yang lebih baik lagi.

Selama berinteraksi dengan rekan-rekan pekerja di sini, saya melihat ada tiga kebutuhan utama yang mereka butuhkan selama di Luar negeri (Korea untuk kasus ini) yaitu pendidikan, kewirausahaan dan perlindungan. Dua hal pertama saya menyebutnya sebagai program pembinaan kepada rekan-rekan pekerja Indonesia. Dan Hal yang terakhir merupakan suatu program pelayanan.

Pendidikan merupakan suatu hal menjadi kebutuhan manusia. Pendidikan bukanlah suatu yang berwujud, tapi pendidikan meruapakn suatu hal yang tidak berwujud tetapi bisa membuat manusia berubah dari kondisi yang tidak tahu menjadi kondisi yang tahu. Pendidikan itu tidak akan habis seperti kebutuhan yang lain. Ada kemungkinan dengan pendidikan menjadi ladang amal bagi seseorang dengan cara menyebarkan ilmu yang dimilikinya. Pendidikan juga bisa meningkatkan derajat kehidupan dari seseorang. Saya mempunyai impian bahwa suatu saat nanti tanah air, Indonesia, bisa terwujud komunitas knowledge society yaitu suatu komunitas dimana setiap masalah yang ada akan ada berbagai masukan solusi terhadap masalahan tersebut dari berbagai sudut keahlian masing-masing. Solusi yang dihasilkan bukan berupa suatu solusi bersifat emosional dan memaksa keinginan pribadi. Dengan adanya pendidikan yg diberikan akan membuat manusia untuk bisa mewujudkan knowledge society ini.

Kewirausahaan menjadi kebutuhan yang lain bagi rekan-rekan pekerja di sini (Korea red.). Kewirausahaan di sini diharapkan bukan hanya diartikan sebagai kegiatan perdagangan saja. Artinya bukan hanya menjual barang-barang dari suatu tempat ke tempat lain (bisa dikatakan seperti distributor). Tetapi diharapkan kewirausahaan di sini bisa mempunyai arti yang luas. Seperti mengelola suatu bahan dan menambah nilai bahan tersebut agar harganya bisa meningkat dan memberikan peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih banyak. Dalam kalimat singkat diharapkan menjadi seorang wirausaha yang memiliki visi yang jauh. Untuk menjadi seorang pengusaha seperti ini rekan-rekan pekerja di sini memerlukan suatu bimbingan. Bimbingan pelatihan wirausaha, pelatihan pengelolaan keuangan secara profesional, pelatihan pengelolaan suatu organisasi yang benar dsb. Bimbingan bukan hanya berhenti di suatu pelatihan saja tapi diharapkan bisa dilaksanakan secara langsung.

Banyak rekan-rekan pekerja mendapat suatu permasalahan dengan pihak perusahaan mereka bekerja. Salah satu kasusnya ada perusahaan yang belum membayar hak dari rekan-rekan pekerja di sini yaitu gajinya sampai beberapa bulan. Kasus-kasus lain juga ada yang terjadi tetapi sulit untuk diungkapkan satu persatu dalam tulisan ini. Kasus-kasus seperti ini biasanya rekan-rekan pekerja membutuhkan pendampingan hukum. Beberapa dari mereka berusaha mengadu ke lembaga-lembaga yang berkosentrasi dalam perlindungan buruh migrant di Korea dan ada juga beberapa dari mereka kebingungan harus bagaimana.

Tiga kebutuhan ini merupakan kebutuhan dari rekan-rekan pekerja di sini. Bisa jadi ini adalah tugas dari pemerintah untuk membuat program pembinaan dan perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia. Tetapi saya sendiri belum melihat usaha yang efektif untuk melakukan program ini dari pemerintah. Mungkin sebagai seorang mahasiswa di sini yang memiliki jiwa yang kritis akan mencoba membuat suatu tuntutan ke pemerintah untuk melakukan program pembinaan. Tetapi saya bukan lah orang yang memiliki karakter untuk menyampaikan keinginan dengan baik. Sejak kecil saya sulit untuk mengungkapkan keinginan secara langsung ke orang lain.

Dengan karakter seperti tersebut, bukan berarti saya harus berhenti untuk bergerak. Saya semangat dengan melihat ada beberapa teman-teman saya di sini memiliki idealisme yang sama dan juga semangat yang bagus dari rekan-rekan pekerja di sini untuk melakukan perubahan. Dengan semangat ini lah menjadi modal awal saya untuk melakukan suatu perubahan secara bottom up untuk tanah air.

Suatu pergerakan perubahan ini dimulai sejak sekitar akhir tahun 2009 atau awal tahun 2010. Saat itu saya dan rekan saya yang lain membentuk suatu tim di bawah suatu organisasi pelajar di sini yaitu Persatuan Pelajar Indonesia di Korea (Perpika). Tim ini merupakan tim yang mencoba mengusahakan adanya program Universitas Terbuka (UT) untuk rekan-rekan pekerja di sini agar mereka bisa merasakan pendidikan strata satu. Universitas Terbuka merupakan Perguruan Tinggi negeri Indonesia yang didirikan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada warga negara Indonesia bisa merasakan pendidikan strata satu. Di luar dugaan saya, menyukseskan program ini ternyata tidak semudah saya bayangkan. Proses yang panjang pengurusan ini sampai memakan waktu hampir satu tahun. Selama satu tahun tersebut bukan berarti tidak ada konflik yang terjadi. Tekanan juga berdatangan baik dari rekan-rekan pekerja yang menuntun janji adanya program UT ke tim, proses birokrasi yang harus dihadapi, dan juga tekanan atau konflik di internal tim Perpika sendiri. Selama satu tahun saya cukup lelah menunggu prosesnya selesai. Selama satu tahun juga saya harus kuat menghadapi konflik yang terjadi. Selama satu tahun juga saya melakukan kesalahan dalam pengurusan program UT ini, saya tidak membuat time line yang jelas dan langkah-langkah yang sistematis. Kesalahan ini merupakan kesalahan saya sebagai manusia biasa yang harus berbagi kosentrasi dengan kegiatan-kegiatan saya yang lain. Dan selama satu tahun itu juga saya mendapatkan banyak proses pembelajaran.

Di awal tahun 2011, berita gembira akhirnya datang. Program UT Korea bisa dilaksanakan pada awal tahun 2011. Agar program UT ini bisa berjalan lancar, maka segera dibentuk tim pengurus UT. Saya sangat bersyukur dikarenakan sebanyak 70 % orang yang berada timpengurus UT 2011 merupakan orang-orang yang mempunyai idealisme yang bagus. Beberapa pengurus UT yang gugur bagi saya mereka bukan orang jahat tapi mereka adalah orang yang luar biasa juga karena bersedia mencoba belajar dalam pengurus UT 2011 ini. Karena kita tidak tahu apakah kita sanggup jika kita mencoba dahulu tugas tersebut. Kembali terkait awal dibukanya program UT Korea. Hal yang membuat saya senang pada saat sosialisasi UT Korea yang disampaikan oleh pak Gorky sebagai Pembantu Rektor 4 UT adalah saya melihat rasa semangat belajar rekan-rekan TKI dalam menuntut ilmu. Saya semakin yakin harapan terbentuknya knowledge society bukan lah suatu mimpi belaka saja.

Di akhir bulan Februari 2011, program UT Korea memulai aktifitasnya beruapa tutorial tatap muka (TTM). TTM perdana ini sangat berat bagi kami, soalnya dalam satu pekan kami harus memikirkan alternatif untuk mencari ruangan yang dimana pengurus UT mendapatkan informasi bahwa ruangan yang awalnya kami pinjam tidak dapat digunakan. Selama satu pekan itu kami (tim pengurus UT 2011) berpikir mencari alternatif pengganti ruangan. Sekali lagi saya sangat bersyukur karena tim pengurus UT 2011 merupakan tim yang baik dan profesional. Ide muncul menggunakan jaringan internet sebagai pengganti ruangan. Inilah semangat anak muda, semangat yang tidak hilang walaupun adanya tantangan yang dihadapi dan tidak menjadikan alasan berhenti dengan tantangan itu.

Menjelang akhir masa-masa perkuliahan, UT Korea mendapatkan kesempatan menggunakan ruangan yang difasilitasi oleh rekan-rekan mahasiswa UT sendiri melalui Indonesia Comunity in Korea (ICK/ICC) dan juga tim mahasiswa UT yang di daejon. Saya bersyukur karena selama TTM terselenggarain secara pertemuan darat, hampir 80 % saya memantau prosesnya. Saya sangat senang karena aktifitas kelasnya cukup aktif sehingga saya masih yakin mewujudkan knowledge society di tanah air bukan hanya mimpi belaka. Walaupun ada beberapa tantangan yang dihadapi mahasiswa UT seperti modul yang telat, mereka tetap semangat untuk berusaha belajar walaupun mereka ada yang mengeluh. Mengeluh di sini saya menganggap berupa ekspresi kondisi pada saat itu.

Selama pengurusan semester pertama UT Korea, banyak juga pelajaran yang saya hadapi. Mulai dari mahasiswa yang kesulitan akses penggunanaan internet, konflik tutor dengan mahasiswa, konflik antara mahasiswa dengan mahasiswa, sampai saya harus mengambil beberapa tugas pengurus yang mengundurkan diri. Tapi secara umum saya sangat senang karena bisa melihat seyuman rekan-rekan pekerja yang yakin dengan masa depan mereka. Saya sendiri yakin bahwa tim UT 2011 ini masih tetap solid walaupun ada sekitar 30 % yang berguguran. Sekali lagi, "you never walk alone", yang berguguran digantikan oleh Allah SWT dengan orang-orang yang memiliki semangat yang tidak kalah.

Saya memahami, dalam pengurusan UT Korea ini diperlukan peran pemerintah melalui KBRI secara signifikan. Tetapi saya menyadari kondisi saat ini yang dihadapi UT Korea. Saya masih apresiasi beberapa personal KBRI yang berusaha membantu maksimal dalam pengurusan UT Korea ini. Mudah-mudahan bapak-bapak kami di pemerintahan di sana bisa merasakan semangat kami-kami (pelajar dan pekerja) di sini, bahwa kami mempunyai semangat perubahan. Jika bapak-bapak ingin bantu, kami sangat senang tapi jika bapak masih belum berniat membantu, bukan menjadi alasan bagi kami untuk berhenti bergerak menuju perubahan.

Tekait bidang kewirausahaan, rekan-rekan pekerja mendapat bimbingan yang baik oleh Lingkar Wirausaha Indonesia (LWI) dan dibantu oleh Perpika juga. Dalam bidang wirausaha ini, tim LWI banyak berperan dalam pembimbingan dikarenakan LWI sudah mempunyai jaringan yang cukup luas terkait wirausaha. Peran Perpika di sini melalui departemen Pengabdian Masyarakat adalah mencoba memberikan pengalaman dalam pengelolaan organisasi.

Terkait perlindungan hukum, hal ini yang belum bisa dilakukan oleh rekan-rekan pelajar di sini. Mudah-mudahan dalam waktu ke depan isu ini akan ada solusinya.

"Menjadi orang yang peduli dengan urusan sendiri adalah suatu hal yang enak. Tapi menjadi orang yang peduli dan bermanfaat bagi orang lain dan diri sendiri adalah suatu hal yang lebih enak lagi"

Kamis, 28 April 2011

Pendidikan dan Kebudayaan Saling Berpengaruh Dalam Pembentukan Karakter suatu Bangsa Menuju Suatu Perubahan

Sejak kapan pendidikan dan juga teknologi telah dilahirkan? Sejak revolusi industri atau perang dunia pertama? Ternyata sistem pendidikan ini yang selanjutnya juga menciptakan teknologi telah lahir sejak manusia diciptakan. Contoh penggalan masa kehidupan manusia pada masa lalu adalah zaman manusia pra sejarah. Pembabakan zaman prasejarah berdasarkan arkeologi terbagi atas dua zaman yaitu zaman batu dan zaman logam [1]. Pada zaman batu, manusia prasejarah sudah mengenal teknologi yang terbukti dengan ditemukan peninggalan prasejarah berupa kampak dari batu. Teknologi merupakan perpaduan antara pengetahuan dan seni (science and art) pada masa pra sejarah. Dimana diketahui pengetahuan itu merupakan hasil dari proses pendidikan. Tetapi pada zaman parsejarah, proses pendidikan tidak sebaik pada saat zaman sekarang. Hal ini dapat dilihat dengan membandingkan sikap perilaku dan budaya manusia zaman prasejarah sangat berbeda dengan manusia zaman sekarang.

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan [2]. Oleh karena itu pendidikan sangat diperlukan dalam pembentukan karakter manusia. Dengan adanya karakter manusia yang unggul maka suatu proses alami suatu bangsa tersebut akan maju. Mantan Presiden Republik Indonesia yang pertama, Soekarno, pernah mengatakan bahwa berikan sepuluh orang pemuda kepada beliau maka beliau akan mengubah dunia. Ungkapan ini mengandung makna bahwa dengan adanya manusia yang memiliki karakter unggul maka dengan mudah perubahan besar dapat dilakukan (pada saat zaman Soekarno, kaum pemuda merupakan kaum terpelajar yang memiliki pandangan yang visioner). Makna sepeluh orang pemuda pada ungkapan Soekarno itu diartikan sebagai golongan creative minority . Creative minority merupakan sekumpulan manusia yang minoritas yang dapat melakukan suatu perubahan besar. Manusia yang visioner merupakan manusia yang memiliki sikap kedewasaan yang matang. Dalam suatu keputusan yang diambil oleh manusia visioner merupakan keputusan yang memiliki pengaruh bukan hanya untuk jangka pendek (sesaat) tetapi memiliki pengaruh untuk jangka panjang.

Kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan yang menjadi pedoman tingkah laku [2]. Dari defenisi kebudayaan ini, dapat dilihat bahwa kebudayaan akan terbentuk dari hasil proses pendidikan. Tetapi dalam prakteknya, ada beberapa proses pendidikan merupakan hasil pengaruh dari budaya manusia daerah tersebut dan juga kebutuhan. Kasus ini dapat dilihat dari materi pendidikan yang digunakan setiap negara berbeda dengan negara yang lain.

Indonesia memiliki berbagai jenis budaya. Oleh karena itu, Indonesia sangat mudah dipecah belah karena memiliki keberagaman budaya. Tetapi materi pendidikan Indonesia berusaha untuk menciptakan persatuan bangsa Indonesia di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui memberikan materi-materi yang berkaitan dengan kesatuan dalam keragaman (unity in diversity) sejak dini (yaitu mulai tingkat Sekolah Dasar). Hal ini dapat dilihat dengan materi yang diperoleh di tingkat Sekolah Dasar memiliki tema berkaitan sikap tenggang rasa, saling menghormati dsb. Penanaman pendidikan yang berkaitan dengan kesatuan dalam keragaman ditanamkan sejak dini di Indonesia dikarenakan Indonesia ingin menanamkan budaya keragaman di wilayah NKRI. Umur 7-14 tahun merupakan masa pembentukan karakter diri. Di setiap daerah Indonesia memiliki system pendidikan informal yang berbeda. Maksud dari system pendidikan informal di sini adalah pendidikan yang diperoleh bukan dari lembaga formal seperti sekolah tetapi diperoleh dari nilai-nilai yang hidup di daerah tersebut. Karakter manusia di Indonesia akan berbeda di setiap daerah, hal ini dikarenakan adanya perbedaan pendidikan informal setiap daerah tersebut yang selanjutnya karakter tersebut akan menjadi budaya dari daerah tersebut. Hal menarik di Indonesia adalah dengan adanya keragaman ini, maka karakter manusia yang dihasilkan di Indonesia akan beragam yang selanjutnya menjadi kekuatan bangsa Indonesia untuk melakukan suatu perubahan postif yang besar. Tetapi kondisi ini akan tidak menghasilkan perubahan positif jika kekuatan keragaman ini disalahgunakan.

Korea hanya memiliki satu budaya. Dengan kondisi seperti ini, pendidikan Korea relatif sama di seluruh daerah Korea. Budaya orang muda patuh dengan orang yang tua sudah terlihat dengan jelas di lembaga pendidikan di Korea. Oleh karena itu kondisi social di Korea relatif stabil dikarenakan adanya budaya ini. Hal menarik yang lain yang ada di Korea yang merupakan factor keberhasilan bangsa Korea bisa maju yaitu budaya kerja keras. Ternyata budaya kerja keras ini sudah ditanam sejak di lembaga pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama. Hal ini dapat dilihat dengan materi pendidikan yang padat yang menuntut mereka belajar dari pagi sampai larut malam. Dengan adanya system pendidikan seperti ini membuat budaya kerja keras mereka tetap terpelihara.

Setiap bangsa akan memiliki system pendidikan dan budaya yang berbeda. Tetapi yang menjadi terpenting adalah bagaimana bangsa tersebut bisa membentuk manusia yang visioner yang notabene bisa melakukan perubahan positif yang besar. Manusia yang visioner tak terlepas dengan manusia pembelajar. Manusia dapat melakukan proses belajar tentang, belajar melakukan dan belajar menjadi. Belajar menjadi adalah proses manusia pembelajar memanusiakan diri. Memanusiakan diri maksudnya adalah merenungkan hakikat dirinya terlebih dahulu, mencari jati dirinya, menghayati keberadaannya sebagai “apa” dan “siapa” [3]. Selain manusia pembelajar, pembentukan karakter manusia visoner juga memerlukan adanya pola berpikir besar yaitu berpikir terhadap sesuatu dengan sudut pandang yang positif [4-5].

Setiap bangsa memiliki system pendidikan dan budaya yang berbeda. Pendidikan dan budaya merupakan suatu system yang saling berpengaruh. Dua hal tersebut selanjutnya menunjukan karakter bangsa tersebut. Menuju suatu perubahan besar tergantung terhadap karakter suatu bangsa. Hal ini dapat dilihat negara-negara Asia Timur bisa maju dengan karakter kerja keras bangsa tersebut. Berbeda hal dengan negara-negara barat yang memiliki karakter berpikir bebas dan kerja efektif untuk melakukan suatu perubahan besar. Hal yang menjadi irisan dari perbedaan karakter untuk menuju perubahan yaitu jiwa visioner.

Manusia visioner diharapkan manusia yang memiliki sikap optimis realistis dengan visi hidupnya. Artinya adalah manusia visioner dituntut juga berpikir sistematis untuk mencapai visi hidupnya. Untuk menghasilkan karakter bangsa seperti ini, diperlukan system pendidikan yang baik dan juga budaya yang baik. Apabila bangsa tersebut sudah mempunyai karakter yang berasal dari proses pendidikan yang baik, maka knowledge society dengan mudah terbentuk. Knowledge society merupakan suatu masyarakat dimana memiliki pengetahuan yang beragam yang menjadikan pengetahuannya untuk menghasilkan suatu solusi dalam menghadapi suatu permasalahan.

Referensi

1. Dra. Dwi Hartini,"Masyarakat Prasejarah Indonesia", Modul Sejarah Nasional dan umum, ebooks.lib.unair.ac.id

2. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

3. Harefa, Andreas.2005. Menjadi Manusia Pembelajar.Indonesia:Kompas.

4. Schwartz, David.2003.Berpikir &Berjiwa Besar:Delapratasa Publishing.

5. Marpaung, Parlindungan.2005.Setengah Isi Setengah Kosong.Bandung;MQ Publishing.

Selasa, 01 Maret 2011

Semangat dan Optimis Realistis Bisa Menjadi Modal Awal Pergerakan

Beberapa hari yang lalu ada seorang teman saya menanyakan kenapa saya terlalu optimis dengan suatu program pelayanan pendidikan untuk rekan-rekan Tenaga Kerja Indonesia di Korea untuk direalisasikan dan dijalankan secara berkelanjutan. Sebenarnya saya sendiri agak terkejut dengan pertanyaan itu soalnya saya merasakan bahwa rasa optimis saya diturunkan dengan pertanyaan itu. Saya hanya menjawab pertanyaan itu dengan kutipan surat Ar-Ra'du ayat 11 yaitu tidak akan berubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak berusaha. Dan jawaban favorit saya kalau ditanya tentang rasa optimis adalah untuk memiliki rasa optimis kan tidak perlu bayar. Tapi secara jujur, jika saya akan memikirkan lebih matang dengan konsep pelayanan pendidikan ini, saya akan menyerah dan tidak menyukseskan program ini secara saya juga harus berkosentrasi dengan riset, kuliah (walaupun kasus kuliah sebenarnya di sini relatif tidak berat karena yang terpenting di kampus saya adalah riset jalan dan publish paper), keluarga di Indonesia (kadang ada beberapa masalah keluarga yang harus saya selesaikan), dan beberapa tugas sebagai seorang muslim di sini. Yang saya handalkan dalam menjalankan program ini adalah melihat semangat perubahan dari rekan-rekan TKI, semangat dari para pengurus oraganisasi pelajar di sini, dan modal optimis dari diri bahwa program ini akan bisa membantu permasalahan ketenagakerjaan Indonesia.

Deskripsi sebelumnya hanya cuplikan kasus yang saya hadapi yang menjadikan rasa optimisme dan semangat sebagai modal awal dari pergerakan. Saya sendiri tidak memunafikan jika rasa pesimis itu juga ada benarnya dalam mengungkapkan kondisi nyata di lapangan. Pada bagian ini saya ingin mengungkapkan kenapa rasa optimis ini menjadi modal awal. Setiap manusia memiliki akal sebagai pembeda antara manusia dengan mahluk hidup yang lainnya. Selain akal manusia juga memiliki rasa nafsu yang juga berperan dalam perilaku manusia. Akal dan nafsu itu merupakan "alat" manusia untuk melakukan sesuatu. Banyak manusia terjebak dengan perbuatan dosa karena menggunakan sebagian besar nafsu dan sedikit menggunakan akalnya. Dan banyak manusia melakukan perbuatan kebaikan karena akal dan nafsunya. Rasa optimis dalam kebaikan merupakan hasil perpaduan antara akal dan nafsu ini. Jika manusia dapat mengendalikan akal dan nafsu nya ini akan menghasilkan rasa optimis yang positif. Mungkin ada beberapa orang telah mengikuti suatu training motivasi yang biasanya ada materi yang mengajak kita untuk berpikir positif. Jika rekan-rekan mempunyai kesempatan membaca buku "Berpikir dan Berjiwa Besar" atau buku "Setengah Isi, Setengah Kosong" yang inti dari buku itu adalah bagaimana kita diajak untuk berpikir positif untuk menghasilkan kekuatan positif. Salah satu hasil dari berpikir positif itu adalah rasa optimis untuk mencapai hasil positif.

Rasa optimis tidak akan berjalan dengan baik jika tidak diiringi oleh rasa semangat. Optimis dan semangat ini bisa dianalogikan sebagai optimis seperti bensin dan semangat sebagai air untuk sistem pendingin mesin mobil. Jika kita punya bensin tapi kita tidak punya air untuk pendingin mesin mobil, maka kita hanya bisa mengendarai mobil kita setengah jalan karena mesin mobilnya akan panas dan terbakar. Jadi rasa semangat ini juga diperlukan untuk mempertahankan rasa optimis. Lalu bagaimana cara untuk mempertahankan rasa semangat? Jawabannya sering dekat dengan orang yang memiliki rasa semangat positif.

Tidak dimunafikan juga bahwa rasa optimis itu harus dibarengi dengan pemikiran yang matang dan sikap realistis. Sikap realistis merupakan sikap dimana bisa menganalisa kondisi nyata di lapangan terkait dengan kegiatan atau pergerakan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu selain optimis dan semangat perlu juga ada sikap realistis atau dipersingkat dengan istilah optimis realistis ditambah dengan rasa semangat. Mungkin akan bingung sikap optimis realistis ini kesannya seperti menggabung rasa optimis dengan pesimis. Jadi sebaiknya tidak terjebak antara realistis dengan pesimis. Sikap realistis merupakan hasil dari analisa SWOT (Strength, weakness, opportunity, threat) sedangkan rasa pesimis merupakan hasil dari sikap tidak ingin melaksanakan sesuatu kegiatan. Walaupun kondisi dari analisa SWOT menunjukan bahwa weakness lebih dominan daripada strength akan tetapi jika ada rasa optimis dan semangat yang tinggi maka akan ada jalan dari opportunity yang dapat memberikan solusi.

Mungkin saya akan ambil contoh nyata yang telah terjadi dari sikap optimis realistis dan semangat ini. Rekan-rekan bisa melihat perjuangan para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Jika melihat kondisi lapangan persenjaataan tentara/pejuang kemerdekaan RI tidak secanggih (tidak punya) dibandingkan dengan persenjataan yang dimiliki oleh pasukan penjajah. Tetapi para pejuang masih melihat opportunity yaitu bambu runcing dan people power yang bisa membuat para pejuang untuk berjuang di medan pertempuran.

Silahkan mempersiapkan rasa semangat, optimis dan realistis dalam melakukan suatu pergerakan. Silahkan juga menggunakan nilai-nilai agama digunakan untuk mempertahankan rasa semangat untuk berbuat positif.

No Limit

No Limit